Pages

Wednesday, May 22, 2013

Evaluasi Pembelajaran

 A.    Pengertian Evaluasi

Evaluasi merupakan kegiatan mengukur dan menilai. Mengukur lebih bersifat kuantitatif, sedangkan menilai lebih bersifat kualitatif.  Namun secara umum orang hanya mengidentikkan kegiatan evaluasi sama dengan menilai, karena aktifitas mengukur sudah termasuk didalamnya. Dan tak mungkin melakukan penilaian tanpa didahului oleh kegiatan pengukuran (Arikunto, 1989). Pengukuran dapat dilakukan dengan cara membandingkan hasil tes terhadap standar yang ditetapkan. Perbandingan yang telah diperoleh kemudian dikualitatifkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
 

B.    Pengertian Evaluasi Pembelajaran
Evaluasi pembelajaran dapat didefinisikan sebagai suatu proses sistematik untuk menentukan sejauh mana objektif pembelajaran telah dicapai oleh para peserta didik (Gronlund, 1993, dalam Siti Rahayah, 2003).
Evaluasi pembelajaran adalah proses penentuan apakah materi dan metode pembelajaran telah sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Penetuannya bisa dilakukan salah satunya dengan cara pemberian tes kepada pembelajar.
 

C.    Tujuan Evaluasi dalam pembelajaran
Dalam konteks pelaksanaan pendidikan, evaluasi memiliki beberapa tujuan sebagai berikut :
Untuk mengetahui kemampuan belajar siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran dalam jangka waktu tertentu.
Untuk mengetahui efektifitas metode pembelajaran.
Untuk mengetahui kedudukan siswa dalam kelompoknya.
Untuk memperoleh masukan atau umpan balik bagi guru dan siswa dalam rangka perbaikan.

D.    Prinsip Umum Evaluasi
Prinsip dan Alat Evaluasi
Ada satu prinsip umum dan penting dalam kegiatan evaluasi, yaitu adanya triangulasi atau hubungan erat ketiga komponen yaitu antara tujuan pembelajaran, kegiatan pembelajaran/KBM dan evaluasi.
Dalam pengertian umum, alat adalah sesuatu yang dapat digunakan untuk mempermudah seseorang dalam melaksanakan tugas atau mencapai tujuan lebih efektif dan efisien. Dengan pengertian tersebut maka alat evaluasi dapat dikatakan baik apabila mampu mengevaluasi suatu yang dievaluasi dengan hasil seperti keadaan yang dievaluasi. Dalam menggunakan alat tersebut evaluator menggunakan cara/tehnik, dan oleh karena itu dikenal dengan tehnik evaluasi. Ada dua tehnik dalam evaluasi, yaitu tehnik tes dan non tes.

E.    Syarat-Syarat Umum Evaluasi
Dalam menyelenggarakan kegiatan evaluasi, kita perlu memperhatikan syarat-syarat yang harus dipenuhi kegiatan evaluasi tersebut. Syarat-syarat umumyang harusdipenuhi adalah sebagai berikut:
 

A. Kesahihan
Kesahihanmenggantikan kata validitas (validity) yang dapat diartikan sebagai ketepatan evaluasi mengevaluasi apa yang seharusnya dievaluasi. Kesahihan dapat diterjemahkan pula sebagai kelayakan interpretasi terhadap hasil dari suatu instrument evaluasi atau tes danidak terhadap instrument itu sendiri.
 

Faktor-faktor yang mempengaruhi kesahihan hasil evaluasi meliputi:
1. Faktor instrumen evaluasi itu sendiri.
2. Faktor-faktor administrasi evaluasi dan penskoran,
3. Faktor-faktor dalam respon-respon siswa
 

B. Keterandalan
Syarat umum yang juga sama pentingnya dengan kesahihan adalah keterandalan evaluasi. Keterandalan evaluasi berhubungan dengan masalah kepercayaan yakni tingkat kepercayaan bahwa suatu instrumen evaluasi mampu memberikan hasil yang tepat.
 

Faktor-faktoryang mempengaruhi adalah sebagai berikut:
a. Panjang tes
b. Sebaran skor
c. Tingkat kesulitan tes
d. Objektivitas
 

C. Kepraktisan
Dalam memilih tes dan instrumen evaluasi yang lain kepraktisan merupakan syarat yang tidak dapat diabaikan. Kepraktisan evaluasi terutama dipertimbangkan saat memilih tes atau instrumen evaluasi lain yang dipubliksikan oleh suatu lembaga. Kepraktisan evaluasi dapat diartikan sebagai kemudahan-kemudahan yang ada pada instrumen evaluasi baik dalam mempersiapkan, menggunakan, menginterpretasi, memperoleh hasil,mapunkemudahan dalam menyimpannya.
 

Faktor-faktor yang mempengaruhi kepraktisan instrumen evaluasi adalah sebagai berikut:
a. Kemudahan mengadministrasi
b. Waktu yang disediakan untuk melancarkan evaluasi
c. Kemudahan menskor
d. Kemudahan interpretasi dan aplikasi
e. Tersedianya bentuk instrumen evaluasi yang ekuivalen




JENIS-JENIS EVALUASI PEMBELAJARAN
a.      Jenis evaluasi berdasarkan tujuan, dibedakan atas tujuh jenis evaluasi:
 

1.      Pre-test dan Post-test
Kegiatan pre-test  dilakukan guru secara rutin pada setiap akan memulai penyajian baru. Tujuannya ialah untuk mengidentifikasi taraf pengetahuan siswa mengenai bahan yang akan disajikan. [1]
Sedangkan post-test adalah kebalikan dari pre-test, yakni kegiatan evaluasi yang dilakukan guru pada setiap akhir penyajian materi.Tujuannya adalah untuk mengetahui taraf pengetahuan siswa atas materi yang telah diajarkan.
 

2.      Evaluasi Diagnostic
Evaluasi ini dilakukan setelah selesai penyajian sebuah satuan pelajaran. Evaluasi ini bertujuan untuk mengidentifikasi atau menelaah  kelemahan-kelemahan siswa beserta       faktor-faktor penyebabnya. [2]
 

3.      Evaluasi selektif
Evaluasi selektif adalah evaluasi yang digunakan untuk memilih siswa yang paling tepat atau sesuai dengan kriteria program kegiatan tertentu.
 

4.      Evaluasi penempatan
Evaluasi penempatan adalah evaluasi yang digunakan untuk menempatkan siswa dalam program pendidikan tertentu yang sesuai dengan karakteristik siswa.
 

5.      Evaluasi formatif
Evaluasi jenis ini dapat dipandang sebagai “ulangan” yang dilakukan pada setiap akhir penyajian satuan pelajaran atau modul. Evaluasi ini bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatan proses belajar dan mengajar.
 

6.       Evaluasi sumatif
Ragam penilaian sumatif dapat dianggap sebagai “ulangan umum” yang dilakukan untuk mengukur kinerja akademik atau prestasi belajar siswa pada akhir periode pelaksanaan program pengajaran, atau disebut juga dengan evaluasi yang dilakukan untuk menentukan hasil dan kemajuan belajar siswa.Evaluasi ini lazim dilakukan pada setiap akhir semester atau akhir tahun ajaran.Hasilnya dijadikan bahan laporan resmi mengenai kinerja akademik siswa dan bahan penentu naik atau tidaknya siswa ke kelas yang lebih tinggi.
 

7.      Ujian Nasional (UN)
Ujian Nasional (UN) pada prinsipnya sama dengan evaluasi sumatif, yaitu sebagai alat penentu kenaikan status siswa. [3]

b.      Jenis evaluasi berdasarkan sasaran :
1.      Evaluasi konteks
Evaluasi yang ditujukan untuk mengukur konteks program baik mengenai rasional tujuan, latar belakang program, maupun kebutuhan-kebutuhan yang muncul dalam perencanaan
2.      Evaluasi input
Evaluasi yang diarahkan untuk mengetahui input baik sumber daya maupun strategi yang digunakan untuk mencapai tujuan.
3.      Evaluasi proses
Evaluasi yang di tujukan untuk melihat proses pelaksanaan, baik mengenai kalancaran proses, kesesuaian dengan rencana, faktor pendukung dan faktor hambatan yang muncul dalam proses pelaksanaan, dan sejenisnya.
4.      Evaluasi hasil atau produk
Evaluasi yang diarahkan untuk melihat hasil program yang dicapai sebagai dasar untuk menentukan keputusan akhir, diperbaiki, dimodifikasi, ditingkatkan atau dihentikan.
5.      Evaluasi outcom atau lulusan
Evaluasi yang diarahkan untuk melihat hasil belajar siswa lebih lanjut, yankni evaluasi lulusan setelah terjun ke masyarakat.


c.       Jenis evalusi berdasarkan lingkup kegiatan pembelajaran:
1.      Evaluasi program pembelajaran
Evaluasi yang mencakup terhadap tujuan pembelajaran, isi program pembelajaran, strategi belajar mengajar, aspe-aspek program pembelajaran yang lain.
 

2.      Evaluasi proses pembelajaran
Evaluasi yang mencakup kesesuaian antara peoses pembelajaran dengan garis-garis besar program pembelajaran yang di tetapkan, kemampuan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran, kemampuan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.
 

3.      Evaluasi hasil pembelajaran
Evaluasi hasil belajar mencakup tingkat penguasaan siswa terhadap tujuan pembelajaran yang ditetapkan, baik umum maupun khusus, ditinjau dalam aspek kognitif, afektif, psikomotorik.

d.      Jenis evaluasi berdasarkan objek evaluasi:
1.      Evaluasi input
Evaluasi terhadap siswa mencakup kemampuan kepribadian, sikap, keyakinan.
 

2.      Evaluasi transformasi
Evaluasi terhadap unsur-unsur transformasi proses pembelajaran anatara lain materi, media, metode dan lain-lain.
 

3.      Evaluasi output
Evaluasi terhadap lulusan yang mengacu pada ketercapaian hasil pembelajaran.

e.        Jenis evaluasi berdasarkan subjek evaluasi:
 

1.      Evaluasi internal
Evaluasi yang dilakukan oleh orang dalam sekolah sebagai evaluator, misalnya guru.
 

2.      Evaluasi eksternal
Evaluasi yang dilakukan oleh orang luar sekolah sebagai evaluator, misalnya orangtua, masyarakat.











 

13 comments:

  1. Nama: Mahdalena
    Nim: A1B110003
    Apakah Jenis evaluasi berdasarkan subjek, yakni evaluasi internal dan eksternal yang kelompok jelaskan mempunyai fungsi dalam pembelajaran?
    jika ada tolong jelaskan fungsi tersebut.
    terimakasih...

    ReplyDelete
    Replies
    1. This comment has been removed by a blog administrator.

      Delete
    2. jika ditanya apakah evaluasi berdasarkan subjek mempunyai fungsi dalam pembelajaran, maka akan kami jawab "Ya" ini sudah terbukti dengan judul pembahasan kami "EVALUASI PEMBELAJARAN"
      Evaluasi internal yang biasanya di lakukan oleh guru, sangat penting dalam pembelajaran karena guru dapat mengetahui peserta didiknya sudah menguasai atau belum bahan pembelajaran yang dievaluasi, apakah metode yang digunakan guru sudah tepat dalam pembelajaran.
      Evaluasi Eksternal (orang tua)juga berperan penting dalam pembelajaran, orang tua yang mengetahui nilai hasil belajar anaknya kurang memuaskan akan memberikan perhatian lebih, membelikan alat - alat penunjang pembelajaran, atau memasukkan anaknya ke bimbingan belajar. Terimakasih.

      Delete
  2. Nama : Risna Anisa
    Nim : A1B110013

    Kelompok sudah menjelaskan tentang jenis-jenis evaluasi pembelajaran, jadi disini saya meminta kelompok untuk memberikan contoh secara sederhana dari Jenis evaluasi berdasarkan tujuan, jenis evaluasi berdasarkan sasaran, dan jenis evaluasi berdasarkan lingkup kegiatan pembelajaran? Terimakasih.

    ReplyDelete
    Replies
    1. This comment has been removed by the author.

      Delete
    2. Jenis evaluasi berdasarkan tujuan, dibedakan atas tujuh jenis evaluasi:

      1. Pre-test dan Post-test
      Kegiatan pre-test
      Contoh : tanya jawab sebelum pembelajaran di mulai
      Sedangkan post-test adalah kebalikan dari pre-test
      2. Evaluasi Diagnostic
      Contoh : Tes saat saat satu satuan pelajaran (RPP) berakhir
      3. Evaluasi selektif
      Contoh : menyeleksi siswa untuk lomba seperti cerdas cermat dll.
      4. Evaluasi penempatan
      Contoh : Evaluasi untuk penempatan program tertentu seperti IPA, IPS, Bahasa, dll. (Sering ditemui pada SMA)
      5. Evaluasi formatif
      Contoh : Ulangan Tengah semester.
      6. Evaluasi sumatif
      Contoh : Ulangan Umum
      7. Ujian Nasional (UN)
      Ujian Nasional (UN) pada prinsipnya sama dengan evaluasi sumatif, yaitu sebagai alat penentu kenaikan status siswa.


      Jenis evaluasi berdasarkan sasaran :

      1. Context Evaluation (Evaluasi Konteks)
      contoh evaluasi program makanan tambahan anak sekolah (PMTAS) dalam pengajuan pertanyaan evaluasi sebagai berikut :

      a) Kebutuhan apa saja yang belum terpenuhi oleh program, misalnya jenis makanan dan siswa yang belum menerima ?
      b) Tujuan pengembngan apakah yang belum tercapai oleh program, misalnya peningkatan kesehatan dan prestasi siswa karena adanya makanan tambahan ?
      c) Tujuan pengembangan apakah yang dapat membantu mnegembangkan masyarakat, misalnya kesadaran orang tua untuk memberikan makanan bergizi kepada anak-anaknya ?
      d) Tujuan-tujuan manakah yang paling mudah dicapai, misalnya pemerataan makanan, ketepatan penyediaan makanan ?

      2. Input Evaluation (Evaluasi Masukan)
      Komponen evaluasi masukan meliputi : 1) Sumber daya manusia, 2) Sarana dan peralatan pendukung, 3) Dana atau anggaran, dan 4) Berbagai prosedur dan aturan yang diperlukan. Dalam hal ini pertanyaan-pertanyaan yang dapat diajukan pada tahap evaluasi masukan ini adalah :

      a) Apakah makanan yang diberikan kepada siswa berdampak jelas pada perkembangan siswa ?
      b) Berapa orang siswa yang menerima dengan senang hati atas makanan tambahan itu ?
      c) Bagaimana reaksi siswa terhadap pelajaran setelah menerima makanan tambahan ?
      d) Seberapa tinggi kenaikan nilai siswa setelah menerima makanan tambahan ?

      Menurut Stufflebeam sebagaimana yang dikutip Suharsimi Arikunto, mengungkapkan bahwa pertanyaan yang berkenaan dengan masukan mengarah pada pemecahan masalah yang mendorong diselenggarakannya program yang bersangkutan.

      3. Process Evaluation (Evaluasi Proses)
      evaluasi proses diarahkan pada seberapa jauh kegiatan yang dilaksanakan didalam program sudah terlaksana sesuai dengan rencana. Oleh Stufflebeam diusulkan pertanyaan-pertanyaan untuk proses sebagai berikut :
      a) Apakah pelaksanaan program sesuai dengan jadwal ?

      b) Apakah staf yang terlibat didalam pelaksanaan program akan sanggung menangani kegiatan selama program berlangsung dan kemungkinan jika dilanjutkan ?
      c) Apakah sarana dan prasarana yang disediakan dimanfaatkan secara maksimal ?
      d) Hambatan-hambatan apa saja yang dijumpai selama pelaksanaan program dan kemungkinan jika program dilanjutkan ?

      4. Product Evaluation (Evaluasi Produk/Hasil)
      Pada tahap evaluasi ini diajukan pertanyaan evaluasi sebagai berikut :
      a) Apakah tujuan-tujuan yang ditetapkan sudah tercapai ?
      b) Dalam hal apakah berbagai kebutuhan siswa sudah dapat dipenuhi selama proses pemberian makanan tambahan (misalnya variasi makanan, banyaknya ukuran makanan, dan ketepatan waktu pemberian) ?
      c) Apakah dampak yang diperoleh siswa dalam waktu yang relatif panjang dengan adanya program makanan tambahan ini ?


      #Daftar bacaan
      Eko Putro Widoyoko, Evaluasi Program Pembelajaran : Panduan Praktis Bagi Pendidik dan Calon Pendidik, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2009)


      Suharsimi Arikunto dan Cepi Safrudin, Evaluasi Program Pendidikan : Pedoman Teoritis Praktis Bagi Mahasiswa dan Praktisi Pendidikan, cetakan ketiga, (Jakarta : Bumi Aksara, 2009)

      Zaenal Arifin, Evaluasi Pembelajaran : Prinsip, Teknik, dan Prosedur, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2009)

      Hamid Hasan, Evaluasi Kurikulum, cetakan kedua, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2009)

      Delete
  3. Rizky Setiawan
    NIM A1B110039

    Langsung saja
    Bagaimanakah cara menerapkan evaluasi diagnostic?
    Terima kasih...

    ReplyDelete
    Replies
    1. This comment has been removed by a blog administrator.

      Delete
    2. Tes diagnostik biasanya adalah sebuah tes yang dibuat dengan jumlah item soal yang cukup banyak pada suatu materi tertentu atau spesifik. Item-item soal dibuat dengan sangat sedikit perbedaan variasi dari satu item soal ke item soal lainnya sehingga penyebab kesulitan atau hambatan belajar dapat terdeteksi.

      Dapat anda terapkan saat Satuan Pelajaran berakhir (RPP)

      Delete
  4. Rina Rahmawati A1B110002

    Dari hasil membaca pembahasan mengenai evaluasi pembelajaran ini, awalnya saya menarik kesimpulan bahwa evaluasi kaitannya dengan tes. ternyata disebutkan bahwa"Ada dua tehnik dalam evaluasi, yaitu tehnik tes dan non tes."Lalu dengan cara yang seprti apa evaluasi dilakukan dengan tehnik non tes tersebut? Mohon penjelasannya, terimakasih

    ReplyDelete
    Replies
    1. This comment has been removed by a blog administrator.

      Delete
    2. Dengan teknik non tes maka penilaian atau evaluasi hasil belajar peserta didik dilakukan dengan tanpa menguji peserta didik melainkan dilakukan melalui:
      1. Pengamatan atau observasi
      Secara umum, pengertian observasi adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang sedang dijadikan sasaran pengamatan. Alat yang digunakan berupa lembar observasi yang disusun dalam bentuk check list atau skala penilaian.
      2. Wawancara
      Secara umum yang dimaksud dengan wawancara adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan yang dilasanakan dengan melakukan tanya jawab lisan secara sepihak. Alat yang digunakan adalah pedoman wawancara yang mengacu pada tujuan yang telah ditetapkan.
      3. Angket
      Angket adalah wawancara yang dilakukan secara tertulis. Angket dapat digunakan sebagai alat penilaian hasil belajar. Angket dapat diberikan langsung kepada peserta didik, dapat pula diberikan kepada orang tua mereka.
      4. Skala
      Skala adalah alat untuk mengukur nilai, sikap, minat, perhatian, dan lain-lain yang disusun dalam bentuk pernyataan untuk dinilai oleh responden dan hasilnya dalam bentuk rentangan nilai sesuai dengan kriteria yang ditentukan.
      #Daftar bacaan
      Arikunto, Suharsimi. 2006. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
      Nana Sudjana. 1989. Penilaian hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosda Karya
      Sudijono Anas. 1995. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Grafindo Persada
      Sukardi. 2008. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara
      Sumiati dan Asra. 2007. Metode Pembelajaran. Bandung: CV. Wacana Prima

      Delete
  5. Pertanyaan dan tanggapan kami tutup. Terimakasih atas perhatiannya.

    ReplyDelete