Simpulan dari Jawaban Pertanyaan di
Blog Kelompok 1
Menurut
Thomas F. Station, faktor psikologis dalam belajar itu ada enam,yaitu motivasi,
konsentrasi, reaksi, organisasi, pemahaman, dan ulangan atau pengulangan. Jika
bebicara motivasi, tentu yang ada dalam benak kita terdapat dua motivasi..
internal dan eksternal..
internal dan eksternal..
Motivasi internal adalah motivasi
yang timbul dari dalam diri kita sendiri.
Motivasi eksternal addalah motivasi
yang datang dari luar diri kita. Bila kita bertanya motivasi apa yang bagus
dari guru untuk siswanya agar mereka mau belajar dengan sungguh-sungguh bukan
hanya satu atau dua hari saja mereka termotivasi tetapi motivasi yang
berkelanjutan maka ini berkaitan dengan motivasi eksternal. Motivasi yang
seharusnya guru berikan berupa dukungan, pujian, dan tentunya mimpi bagi anak
didiknya yg dapat menciptakan motivasi internal sehingga dapat berkelanjutan.selain
itu peran orang tua dan lingkungan juga sangat penting dalam memotivaasi anak
tersebut.
Pemahaman
merupakan faktor psikologis, Pemahaman disini dapat diartikan menguasai sesuatu
dengan pikiran. Pemahaman tidak hanya sekedar tahu, tetapi juga menghendaki
agar subjek belajar dapat memanfaatkan bahan-bahan yang telah dipahami. Maksudnya
adalah memanfaatkan materi dan bahan yang sudah diberikan guru kepada siswa dan
mengulangi pelajaran itu dirumah, sehingga pemahaman terhadap pelajaran
bertambah, tidak hanya sekedar mengetahui materi tetapi juga memahami pelajaran
tersebut.
Suatu pengalaman lebih penting dari pada
nilai. Misalnya, ketika seorang guru memberikan materi tentang apresiasi puisi,
kemudian siswa diminta untuk membacakan puisi di depan kelas. Hal ini dapat
memberikan motivasi kepada sisswa agar meningkatkan kepercayaan diri siswa. Kebanyakan
siswa merasa malu untuk mengekspresikan dirinya di depan kelas karena malu. Di sinilah
siswa mendapat pengalaman yang mengubah kepribadian siswa yang awalnya
malu-malu menjadi tidak tahu malu.
Model
pendekatan yang tepat adalah pendekatan Andragogy, karena pendekatan ini merujuk
pada sisswa yang aktif dalam proses pembelajaran dan guru hanya sebagai
fasilitator. Cara mengatasi waktu yang terbatas namun materi ajarnya banyak
dapa dilakukan dengan menambahkan
pelajaran tambahan di luar sekolah, misalnya bimbingan belajar.
Pendidikan seharusnya membangun
kesadaran kritis, dan mampu menciptakan ruang untuk tumbuhnya resistensi dan
subversi terhadap sistem yang dominan.
Berdasarkan kalimat diatas, Resistensi adalah
Ketahanan atau Kekebalan.
Subversi gerakan dalam mengusahakan pendidikan.
.
Tujuan belajar
sangat penting untuk mengubah perilaku sesorang melalui pengalaman pengalaman
yang didapatkan dari proses belajar. Tujuan belajar adalah suatu
hasil belajar yang ingin dicapai melalui proses belajar mengajar. Setelah
seorang guru merumuskan tujuan belajar, barulah tugas guru melakukan proses
belajar mengajar untuk mencapai tujuan belajar yang diinginkan. Maksud dari
pernyataan tersebut adalah bahwa antara kekuatan stimulus dan respon hanyalah
bersifat sementara.
Pengertian belajar menurut
pandangan teori behavioris , menghubungkan apa yg dihailkan siswa terhadap apa
yg diberiakn guru. karena menurut terori ini yg lebih penting adalah apa yg
diberikan guru (stimulis) dan apa yg dihasilkan siswa (respons) teori ini uga
mengutamakn pengukuran , sebab pengukuran merupakan suatu hal yg penting untuk
melihat terjadi tidaknya perbahan tingkah laku tersebut.
Peran seorang guru membuat
berkonsentrasi dan bereaksi adalah tergantung metode pembelajaran yg yg digunakan
oleh guru tersebut.Karena siswa cenderung tertarik jika metode yg diberikan
guru itu menarik. Misalnya, seorang guru menggunakan metode ceramah, diskusi
dan penugasan. Cara guru dalam melakukan pengulangan yang efektif terhadap
siswa ialah dengan cara diberikan tugas, tugas tersebut ialah materi yg sudah
disampaikan sebelumnya. hal tersebut dilakukan agar siswa diharapkan dapat
mempelajari kembali pelajaran yang sudah diberikan.
Metode yg akan mempertinggi
efesiensi belajar adalah metode andragogy karena metode tersebut mengharuskan
peserta yang aktif dan guru hanya sebagai fasilitator, sedangkan untuk kondisi
menurut saya tergantung bagaimana cara kita sebagai guru agar membuat proses
pembelajaran tersebut menjadi menyenngkan.
Wujud
instrument perubahan prilaku yang bersifat verbalitistis adalah bentuk penilaian berupa tes lisan . misalnya
dalam tes kemampuan mengungkapkan pendapat secara lisan atau berpidato.
No comments:
Post a Comment